Senbatsu Sousenkyo 2017 nampaknya menjadi perhelatan pemilu paling “berantakan” dari AKB48 Group. Konser yang seharusnya diadakan di sebuah area terbuka di pinggir pantai Okinawa terpaksa dibatalkan akibat hujan lebat dan angin kencang.
Acara tersebut pun harus dipindahkan ke sebuah balai kota kecil sehingga tak mungkin dapat mengakomodasi fans di tempat tersebut. Akhirnya, sousenkyo tahun ini menjadi sousenkyo pertama yang tidak disaksikan secara langsung oleh para fans. Para fans hanya bisa menonton dari layar kaca dan juga teater AKB48 Group yang terletak di Akihabara, Namba, Sakae, Osaka, Hakata, dan Niigata.
Sungguh disayangkan mengingat sousenkyo tahun ini menjadi pertarungan terakhir antara Sashihara Rino dan Watanabe Mayu yang selalu bersaing di peringkat 1 dan 2 selama beberapa tahun terakhir. Belum lagi ternyata Watanabe Mayu mengumumkan kelulusannya pada saat menyampaikan pidatonya di acara tersebut. Tanpa pilihan lain, ia harus mengumumkan kelulusannya di sebuah lokasi kecil tanpa penonton, hanya para anggota AKB48 group dan staf.
Sashihara Rino kembali merebut posisi pertama dan mencetak hat-trick dalam ajang tersebut. Lagi-lagi ia memenangkan sousenkyo dengan margin yang besar dengan Watanabe Mayu yang berada pada peringkat ke-2, perbedaan suara mencapai lebih kurang 100 ribu suara, hampir sama dengan tahun lalu.
Bahkan para anggota legendaris seperti Maeda Atsuko dan Oshima Yuko pun sulit memenangkan sousenkyo selama dua tahun berturut-turut dan mereka juga tak mampu menang dengan margin begitu besar. Sashihara Rino menorehkan legenda baru dalam sejarah AKB48 Group.
Namun demikian, berita yang menjadi sorotan utama di berbagai media Jepang justru bukan mengenai pencapaian Sashihara Rino ataupun kelulusan Watanabe Mayu, melainkan pengumuman pernikahan Sutou Ririka, anggota NMB48.
Sutou Ririka merupakan anggota dari Team N, NMB48. Ia bergabung dengan NMB48 di tahun 2013 melalui Draft Kaigi. Pada Sousenkyo kali ini ia berhasil meraih posisi ke-20 dengan 31.779 suara, yakni pada kategori Under Girls. Sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat hanya beberapa langkah lagi saja untuk menuju posisi senbatsu.
Dalam pidatonya ia justru membuat sebuah kejutan dengan mengumumkan bahwa ia akan menikah. Awalnya terdengar hanya seperti bercanda mengingat sosoknya yang juga kerap bergurau namun lama-kelamaan terlihat benar-benar serius. Member NMB48 lainnya yang tak tahu apapun dan kebingungan, nampaknya bingung respons seperti apa yang perlu diberikan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengucapkan selamat.
Mengumumkan pernikahan bukanlah suatu hal yang lumrah dalam dunia idol. Kelulusan, itu biasa, namun pernikahan, banyak sekali hal yang janggal di dalamnya. Poin utama kejanggalannya adalah melanggar sebuah peraturan yang dikenal sebagai golden rule bahwa seorang idol tidak diperbolehkan menjalin asmara.
Walaupun memang tidak ada hitam diatas putih mengenai peraturan ini, hal tersebut sudah dipahami oleh para anggota idol group dan juga fans. Tidak mungkin ada pernikahan tanpa proses menjalin asmara, kecuali jika para orang Jepang mengenal proses taaruf.
Sejumlah mantan anggota dan juga anggota aktif dari AKB48 Group pernah tersandung masalah akibat kehidupan percintannya terbuka di muka publik. Sebut saja Kikuchi Ayaka, Yonezawa Rumi, Hirajima Natsumi, dan Matsuda Yuka yang terpaksa harus keluar dari AKB48 akibat skandalnya. Namun rasanya kelulusan tidak menjadi opsi bagi anggota popular yang terlibat skandal.
Minegishi Minami posisinya diturunkan menjadi trainee atau kenkyuusei dan Sashihara Rino dipindahkan ke grup yang saat itu masih terbilang baru, HKT48. Untuk dua orang popular lainnya, Kashiwagi Yuki dan Watanabe Miyuki justru tak ada tindak lanjut terkait skandal yang menimpa mereka. Makin kelamaan nampaknya konsekuensi atas pelanggaran golden rules tersebut semakin memudar.
Tak hanya konsekusensi yang semakin memudar, tanggapan para fans pun juga tak sekeras dulu lagi. Perihal pengumuman Sutou Ririka yang jelas-jelas melanggar aturan anti cinta tersebut, terlihat sejumlah respons yang begitu lembek. Komentar-komentar seperti “asalkan ia bahagia, tidak apa-apa” muncul diantara fans.
Terdapat komentar lain yang menggambarkan bahwa para fans sebenarnya maklum jika idolanya berpacaran dengan lelaki lain. Seperti sebuah komen yang terdapat dalam laman 2ch:
“Perlu diasumsikan bahwa semua Idol memiliki pacar”
Sebuah respons menarik membalas komen tersebut:
“Ya tentu saja, tapi apakah anda pernah melihat badut Mickey Mouse melepaskan kostum kepalanya di hadapan para penonton?”
Komentar ini mengisyaratkan bahwa sebenarnya tidak apa-apa apabila para Idol memiliki kekasih, asalkan tidak diketahui secara publik atau bahkan mengumumkannya secara terang-terangan. Dengan kata lain, “tidak apa-apa asalkan tidak ketahuan”.
Apakah sebenarnya konsekuensi dari mereka berpacaran? Melanggar peraturan, tidak dapat membagi waktu antara pekerjaan sebagai idol, atau menghancurkan imajinasi para fans. Sepertinya poin paling terakhir merupakan bagian paling besar yang dihancurkan dalam kultur idol apabila para idol tertangkap basah berpacaran. Bisnis idol ini juga bisa dibilang sebuah bisnis imajinasi. Menjual imajinasi kepada para fans bahwa para idol ini adalah “kekasih” mereka, lebih tepatnya kekasih khayalan.
Sangat banyak fans laki-laki yang selalu membayangkan bahwa idol kesukaan mereka adalah kekasih mereka, dan menambahkan kata-kata seperti “ore no” atau sebuah kalimat kepemilikan sebelum menyebutkan nama idol mereka. Saya kerap melihat kata-kata tersebut berseliweran di lini masa sosial media saya, seperti “ore no Kojimako (re: Kojima Mako ku”” atau “ore no Tomu (Tomu ku) .”
Ketika para fans mulai berkata bahwa “asal tidak ketahuan tidak apa-apa” bisa dibilang juga bahwa para fans ini berusaha sebisa mungkin menjaga imajinasi dan harapannya. Akan tetapi jika dilihat kembali, justru lebih ironis karena sebenarnya mereka hidup dalam benak tipuan mereka sendiri. Mereka mengetahui bahwa para idol mereka memiliki kekasih namun mereka berusaha seakan tidak tahu dan menipu diri masing-masing demi menjaga imajinasi.
Imajinasi inilah yang terus membuat mereka bersemangat setiap harinya. Bagi para fans yang mayoritas didominasi oleh laki-laki, Idol menjadi pacar imajinasi mereka dan juga sosok yang membantu mereka melepas penat dari kehidupan sehari-hari yang melelahkan dan membosankan.
Ketika imajinasi mereka dihancurkan dan tak ada lagi sosok yang membantu mereka melepas penat, perlu waktu kembali untuk mencari penggantinya dan hal tersebut sulit. Dengan demikian, mungkin menjadi pilihan yang mudah untuk hidup dalam tipuan mereka sendiri. Tetap mendukung seakan tak tahu kenyataan yang dapat menghancurkan imajinasi mereka.
Kasus Sutou Ririka ini memang cukup menarik untuk mengulas kembali apa arti sebenarnya dari Idol dan skandalnya. Ini bukan hanya cerita cinta antara dua anak muda, melainkan juga mengenai psikologis seseorang. Kultur Idol bukanlah hanya semata tentang uang dan kapitalisme, tapi juga bagaimana terbentuknya pola perilaku dan pikiran yang kompleks antara para Idol dan fansnya.
Download Here → http://ift.tt/2rYvR67
0 komentar